RSS

Rasa pahit getir hidup belum tentu buruk bagi kita

14 Nov

Beberapa hari yang lalu, saya chating lewat fesbuk dengan teman yang sedang studi di Belanda yang mengadukan kegundahannya. Dia merasa salah memilih konsentrasi kuliahnya. Semangatnya yang menggebu-gebu sebelum berangkat meninggalkan tanah air terasa sirna setelah menghadapi fakta yang tidak sesuai impiannya. Sungguh pahit rasanya menghadapi keadaan yang tidak sesuai harapan hanya karena kesalahan entri bidang studi.

Demikianlah kehidupan ini. Banyak diantara kita yang merasa kecewa dengan keadaan yang terjadi pada kita. Kita merasa tidak beruntung dan terkadang menyalahkan keadaan disamping terus berpikir seandainya hal yang kita tidak disukai tidak terjadi pada kita. Namun jika kita berhasil melewati masa-masa sulit ini, kita biasanya akan tersadar ternyata hal yang tidak kita sukai tersebut sangat bermanfaat bagi kehidupan kita. Waktu telah membuktikan pada kita hikmah-hikmah di balik semua peristiwa. Dari semua itu yang terpenting adalah bagaimanakah seharusnya kita bersikap terhadap hal-hal yang kita benci dan tidak kita sukai pada saat hal tersebut menimpa pada kita.

Allah SWT berfirman dalam surat Al Baqoroh 216 yang artinya :

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

Sikap yang seyogyanya kita ambil ketika menghadapi sesuatu yang tidak kita sukai adalah dengan berbaik sangka kepada Allah. Bisa jadi yang kita sangka jelek bagi kita ternyata amat sangat baik kita dalam pandangan Allah SWT. Demikian juga belum tentu yang kita anggap baik,  benar-benar baik bagi kita. Bisa jadi itu buruk bagi kehidupan kita kedepan dalam pandangan Allah. Sesungguhnya Allahlah yang Maha mengetahui apa yang akan terjadi pada kita dan kita tidak mampu mengetahui apa yang akan terjadi. Dengan berbaik sangka kepada Allah akan menumbuhkan sikap penerimaan yang tulus akan sesuatu yang buruk dalam pandangan kita. Dengan berbaik sangka kepada Allah juga akan menumbuhkan rasa optimisme dalam jiwa kita karena kita yakin pada pilihan Robbul ‘Alamin.

Memperhatikan curhatan rekan saya di atas, saya teringat dengan seorang wanita mulia  dari Paman Sam semoga Allah merahmatinya. Pada tahun 1975, beliau sangat kecewa ketika mengetahui bahwa beliau harus masuk pada teater di tingkat sarjana dikarenakan terjadi kesalahan pada data komputer.  Kekecewaan beliau bertambah karena di kelas tersebut diikuti banyak orang arab yang beliau juluki “joki onta”.

Kekecewaan yang teramat mendalam ini memunculkan keinginannya untuk tidak melanjutkan kuliahnya. Suaminya pun menasehati dan berkata pasti Tuhan punya alasan untuk segala sesuatu. Benarlah apa kata suaminya, melalui kelas inilah hidayah itu datang. Kenikmatan terbesar seorang manusia yang melebihi segala kenikmatan yang ada didunia itu pun datang kepadanya. Akhirnya beliapun memeluk islam. Itulah sekelumit kisah Sister Aminah Assilmi. Berikut ini sebuah video pendek tentang beliau.

Kisah diatas seharusnya memberi isnpirasi bagi kita bahwa sesuatu yang buruk dan pahit yang menimpa kita belum tentu itu buruk bagi kita karena sesungguhnya pengetahuan kita hanyalah sedikit.

Semoga bermanfaat,

Kota Dingin, 14 Nov 2011.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 14 November 2011 inci Nilai Kehidupan

 

Tinggalkan komentar